“Tingkatkan Kesadaran Masyarakat Akan Bahaya Stunting, Dosen Prodi D3 Keperawatan Solok Lakukan Pengabdian di Kampung Jawa Kota Solok”
STRAIGHTNEWS.ID_KOTA SOLOK…///…Dalam upaya guna meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pencegahan stunting, Dosen Program Studi (Prodi) D3 Keperawatan Solok Poltekkes Kemenkes Padang melakukan Pengabdian Masyarakat (Pengabmas) di Kelurahan Kampung Jawa, yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku, Kota Solok.
Kegiatan Pengabmas tersebut diketuai oleh Titin Sumarni, S.Kp. M.Kep dengan anggota Dr. Ns. Aini Yusra M.Kep Sp Kep M.B, Abd Gafar S.Kep MPH, Dr. Gusnedi, MPH, Deharnita S.Kep M.Kes, R. Firwandri Marza, M.Kes., serta enam mahasiswa yakni Fatma, Dian, Martina, Sindi, Um dan Siti.
Adapun judul kegiatan pengabdian tersebut adalah “Pemberdayaan Masyarakat dalam Mencegah Stunting di Kampung Jawa Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Paku Kota Solok Sumatera Barat”.
Ketua Pengabdian Masyarakat Titin Sumarni menjelaskan, program pemberdayaan ini memiliki 4 (Empat) sasaran yaitu. Kader, Remaja, Ibu Hamil dan Ibu Balita (Bawah Lima Tahun). Program ini di dukung oleh Puskesmas Tanjung Paku dan Kelurahan Kampung Jawa dengan melibatkan 15 orang Kader posyandu , 37 Remaja, 8 orang Ibu Hamil dan 15 orang Ibu Balita.
Adapun kegiatan dilaksanakan selama 2 hari yang berbeda dilaksanakan pada tanggal 26 Juli dan 30 Juli 2025 kemarin. “Kegiatan ini berlangsung di dua tempat yang berbeda dan terlaksana dengan baik dan lancar,”ujarnya.
Adapun peserta dari kegiatan dimaksud adalah kader ini gabungan dari 15 posyandu yang ada di kelurahan kampung jawa. Dan kader yang di ikut dalam pencegahan stunting juga merupakan kader stunting.
Dia menyampaikan, dalam giat tersebut para kader diberikan penjelasan tentang pentingnya gizi seimbang, pentingnya pemantauan dan pertumbuhan perkembangan balita, sanitasi, pola asuh dalam merawat bayi. ” Dengan diberikannya ilmu tersebut, diharapkan kader menjadi perpanjangan tangan dan sebagai garda terdepan dalam mencegah stunting,”terangnya.
Sementara itu, untuk kegiatan pengabmas dengan sasaran remaja dilaksanakan 2 hari yang berbeda pada tanggal 25 Juli dan 15 Agustus 2025 kemarin. Kegiatan yang berlangsung di dua tempat yang berbeda di Masjid Nurul Yakin dan Pos Induk Banda Balantai terlaksana dengan baik dan lancar.
Dijelaskannya, program pemberdayaan remaja melalui pendekatan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) ini berfokus pada remaja. Program yang didukung oleh Puskesmas Tanjung Paku dan kelurahan Kampung jawa serta melibatkan 37 remaja usia 15 sampai 19 tahun yang di bagi menjadi 2 hari.
“Remaja diberikan penjelasan tentang pemberdayaan remaja dalam upaya pencegahan stunting. Materi menekankan pentingnya pengetahuan dan peran aktif remaja sebagai generasi penerus untuk memahami gizi, kesehatan reproduksi, dan pola hidup sehat,”ujarnya.
Dengan bekal pemahaman tersebut, remaja diharapkan dapat menjadi agen perubahan, baik untuk dirinya sendiri maupun lingkungan sekitar, dalam mengurangi risiko stunting sejak dini. Selain itu, juga menyoroti strategi konkret pemberdayaan, seperti edukasi gizi, peningkatan kesadaran akan kesehatan remaja, hingga keterlibatan dalam program masyarakat.
Titin Sumarni lebih lanjut menguraikan, adapun sasaram utama dari materi ini adalah bahwa pencegahan stunting bukan hanya tugas tenaga kesehatan, tetapi membutuhkan partisipasi semua pihak, terutama remaja sebagai motor penggerak perubahan sosial menuju generasi sehat dan produktif.
Pemberdayaan remaja dalam mencegah stunting bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi remaja dalam upaya pencegahan stunting dan pengembangan generasi yang lebih baik. Dalam program pemberdayaan remaja ini, dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti pendidikan gizi, edukasi kesehatan, dan pengembangan sumber daya manusia.
Sebelum pemberian edukasi dilakukan skrining kesehatan terlebih dahulu mulai dari Berat Badan, Tinggi Badan, tensi, periksa Hb, dan LILA. Dari hasil pemeriksaan tersebut didapatkan 3 orang remaja mengalami anemia dengan Hb <12 g/dl dan 3 orang tersebut diberikan edukasi khusus mengenai pentingnya gizi seimbang dan minum tablet tambah darah.
Selanjutnya kegiatan pengabmas dengan sasaran ibu hamil dilaksanakan pada kelas ibu hamil selama 2 hari tanggal 21 dan 22 Agustus 2025 kemarin di Pos Induk Banda Balantai terlaksana dengan baik dan lancar.
Dijelaskannya, program pemberdayaan ibu hamil melalui pendekatan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) ini berfokus pada ibu hamil. Program yang didukung oleh Puskesmas Tanjung Paku, dan kelurahan Kampung Jawa melibatkan 8 ibu hamil dengan rentang usia 16 sampai 42 tahun.
“Dalam kegiatan ini, ibu hamil diberikan edukasi mengenai pentingnya gizi seimbang, kesehatan kehamilan, serta perawatan diri selama masa mengandung. Materi menekankan bahwa kesehatan ibu hamil sangat menentukan tumbuh kembang janin dan mencegah risiko stunting sejak dalam kandungan,”terangnya
Tujuannya, dengan pengetahuan tersebut, ibu hamil diharapkan mampu menjaga pola makan, mengonsumsi tablet tambah darah secara teratur, serta rutin memeriksakan kehamilan. “Selain itu, kegiatan juga menyoroti strategi konkret, seperti edukasi gizi harian, peningkatan kesadaran akan pentingnya pemeriksaan kehamilan secara berkala, hingga keterlibatan keluarga dalam mendukung ibu hamil,”terangnya.
Pesan utama dari kegiatan ini adalah bahwa pencegahan stunting dimulai sejak masa kehamilan dan membutuhkan kerjasama antara ibu, keluarga, tenaga kesehatan, serta masyarakat.
Sebelum sesi edukasi, dilakukan skrining kesehatan ibu hamil berupa pemeriksaan Berat Badan, Tinggi Badan, tekanan darah, lingkar lengan atas (LILA), kadar Hb, serta usia kehamilan.
Dari hasil pemeriksaan, ditemukan 3 ibu hamil mengalami anemia dengan Hb <11 g/dl, 2 ibu hamil memiliki LILA <23 dan mereka diberikan edukasi khusus mengenai pentingnya konsumsi makanan bergizi, suplementasi tablet tambah darah, serta pemantauan kesehatan lebih lanjut.
Program ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan partisipasi ibu hamil dalam upaya pencegahan stunting sejak masa kehamilan, sekaligus mendukung lahirnya generasi yang sehat, cerdas, dan produktif.
Kegiatan pengabmas dengan sasaran Ibu Balita dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 2025 kemarin. Kegiatan yang berlangsung di Pos Induk Banda Balantai terlaksana dengan baik dan lancar.
Program pemberdayaan ibu balita melalui pendekatan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) ini berfokus pada peningkatan pengetahuan ibu dalam merawat dan memenuhi kebutuhan gizi anak balita. Program ini didukung oleh Puskesmas Tanjung Paku dan Kelurahan Kampung Jawa, dengan melibatkan 15 ibu balita.
Ibu balita diberikan penjelasan tentang peran penting keluarga dalam upaya pencegahan stunting, dengan materi yang menekankan pemahaman tentang pemberian ASI eksklusif, MP-ASI yang bergizi, pola asuh yang tepat, serta pentingnya menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan. Dengan bekal pengetahuan tersebut, diharapkan para ibu mampu menerapkan pola pengasuhan yang baik, sehingga anak-anak tumbuh sehat, cerdas, dan terhindar dari risiko stunting.
Selain itu, kegiatan juga menyoroti strategi konkret, seperti edukasi gizi seimbang, praktik pemberian MP-ASI, pemantauan pertumbuhan anak, hingga keterlibatan keluarga dalam mendukung kesehatan balita.
Pesan utama dari materi ini adalah bahwa pencegahan stunting membutuhkan peran aktif seluruh anggota keluarga, terutama ibu, sebagai pengasuh utama anak.
Pemberdayaan ibu balita dalam mencegah stunting bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan ibu dalam merawat anak usia dini demi tercapainya generasi yang lebih sehat dan berkualitas.
Dalam program ini, sebelum pemberian edukasi dilakukan skrining kesehatan balita terlebih dahulu, meliputi pengukuran BB/TB, penilaian status gizi. “Dari hasil pemeriksaan, ditemukan 4 anak balita mengalami gizi kurang, sehingga ibu dari balita tersebut diberikan edukasi khusus mengenai pentingnya gizi seimbang, pemberian makanan bergizi sesuai usia, serta pemantauan pertumbuhan secara rutin,”pungkasnya.(gr)..
-