STRAIGHTNEWS.ID…Arosuka Solok…///.. Sebagai salah satu penyumbang terbesar Inflasi disamping Transportasi Darat dan Udara. Pemkab Solok harus senantiasa memonitor perkembangan harga bahan pangan. Karenq pengendalian Laju Inflasi Menjadi Perhatian Serius Pemerintah Daerah Dalam Pemulihan Perekonomian.
“Masing-masing instansi harus berkontribusi dalam langkah-langkah pengendalian inflasi sesuai dengan Tupoksinya,” ujar Asisten II Deni Prihatni menindaklanjuti hasil rapat koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Solok Tahun 2023 Senin, (15/05).
Asisten II Deni Prihatni, mengatakan bahwa dalam Laporan Tim Pengendalian Inflasi Daerah Kabupaten Solok pada Triwulan I. Terjadi pada bulan Maret bila dibandingkan dengan bulan Februari 2022, terjadi fluktuasi harga pada komoditi cabe merah menurun.
Sedangkan untuk harga beras tidak terjadi kenaikan/penurunan, jadi pada bulan Maret. Mengalami perkembangan harga pangan pokok maupun harga pangan strategis secara umum tidak menunjukkan fluktuasi yang signifikan.
Kabupaten Solok pada triwulan I pada bulan Januari sampai Maret 2023 terjadi fluktuasi harga terhadap komoditi cabe merah dan bawang merah. Hal itu disebabkan karena produksi kedua komoditi tersebut sangat rendah, yang dipengaruhi oleh curah hujan yang cukup tinggi di bulan November dan Desember 2022 sehingga terjadinya gagal panen.
Sementara untuk kenaikan pada bulan maret terjadi pada komoditi gula pasir, bawang merah, telur ayam ras, minyak goreng dan tepung terigu. Hal ini disebabkan peningkatan kebutuhan masyarakat menghadapi bulan suci Ramadhan.
Sementara Mendagri Tito Karnavian dalam arahannya mengatakan, bahwa ia mengapresiasi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Yang terus konsisten untuk mengevaluasi serta mengantisipasi agar inflasi Indonesia tetap terkendali yakni di angka 4,33 persen (y-o-y).
“Kita harus mewaspadai dinamika iklim dan cuaca ekstrem yang terus berlanjut, yang akan berakibat kepada perubahan ekonomi dunia. Terutama ketahanan pangan. Dari angka 4,33 persen (y-o-y) ini, penyumbang nomor satu inflasi adalah transportasi yakni sebanyak 1,45 persen,” jelasnya.
“Jika kita bisa menurunkan 1 persen inflasi transportasi ini, maka inflasi kita bisa turun di angka 3,9 atau 3,8 persen ke depan. Namun kenyataannya daerah masih sangat sulit untuk menurunkan harga tiket pesawat/kargo pesawat,”sebutnya.
Dalam Laporan Kementerian Perdagangan disampaikan, perkembangan Harga H+6 Lebaran, Harga Barang Kebutuhan Pokok Periode Ramadhan dan Lebaran 1444H/2023 Relatif Stabil bahkan Mengalami Penurunan, Hanya beberapa Komoditas tertentu seperti daging sapi dan daging ayam mencatat kenaikan mengulang tren pada tahun-tahun sebelumnya.
Menyikapi hal itu Bupati Solok Epyardi Asda mengatakan, monitoring harga pangan secara menyekuruh. Merupakan instruksi langsung dari Mendagri terkait dalam pengendalian inflasi daerah.
Kemudian, TPID juga perlu memetakan rantai distribusi bahan pokok, mengidentifikasi jumlah stok bahan pokok dan ketahanannya. Khususnya yang ada di pelaku usaha distribusi bahan pokok, mengawasi kelancaran distribusi beras medium Bulog dalam program ketersediaan pasokan dan stabilitas harga dipasar rakyat.
Tak hanya itu, sektor UMKM juga ada andil besar dalam pengendalian laju inflasi. Pemerintah Kabupaten Solok saat ini harus berupaya untuk mendorong agar pelaku UMKM untuk lebih dekat dengan pasar digital.
Secara nasional, pengendalian inflasi menjadi perhatian serius pemerintah dalam pemulihan perekonomian. Sejumlah strategi disiapkan untuk membangun ekonomi negara dan daerah.
“Saat ini, waktu yang tepat untuk menggunakan semua platform e-commerce yang ada, baik global, nasional maupun yang ada di daerah. Dengan pemanfaatan e-commerce, akan semakin membuka ruang pemasaran bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah.” tukasnya..(Reusa).
-