Oknum Pengawas Diknasbud Muba Meminta Maaf Atas Ucapan Lecehkan Guru PPPK
SN-SEKAYU – Terkait adanya insiden yang meresahkan terjadi di lingkungan sebuah lembaga Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Diknasbud) Kabupaten Musi Banyuasin, dimana beberapa guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dilecehkan oleh seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang merendahkan statusnya sebagai Guru PPPK.
Kalimat yang diucapkan salah satu Oknum PNS sebagai Pengawas di di Diknasbud Muba, Arsan Zumardi menyampaikan permohonan maaf atas apa yang telah diucapkannya, pada saat kegiatan Sosialisasi Manajemen Kepegawaian bagi PPPK dan Sosialisasi Penetapan Angka Kredit (PAK) Konvensional Keintegrasi bagi ASN Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Musi Banyuasin, pada Rabu (08/11/2023) di Aula SMP Negeri 6 Sekayu.
Arsan Zumardi, kemarin Kamis (09/11/2023) di rumahnya menyampaikan video klarifikasi atas ucapanya yang disampaikannya pada saat kegiatan berlangsung.
“Pada kesempatan ini saya ingin mengklarifikasi dan meminta maaf, atas statemen pada acara Sosialisasi yang acara nya di SMP Negeri 6 Sekayu, pada Rabu 8 November 2023 kemarin,” ucapnya Arsan Zumardi dalam video yang berdurasi tujuh menit dua detik.
Dirinya mengatakan, tidak bermaksud melecehkan seperti yang diberitakan ataupun yang dilaporkan, tetapi bermaksud baik untuk Guru PPPK yang sudah lulus, namun untuk bekerja sesuai dengan aturan.
“Maksud saya itu, kalau selama masih guru honor kurang gaji, kurang rajin, kemudian setelah diangkat menjadi ASN Guru PPPK hendaknya ada perubahan, dan bersyukur, ini tidak lain semata mata memacu bapak dan ibu guru,” ucapnya
Ia mengatakan, bahwa Guru PPPK itu setetes darah segar, untuk memberikan kemajuan di sekolah. Sebab yang selama ini saat mengajar atau memberikan pembelajaran Cuma hanya mencatat, dan ceramah saja, “namun setelah diangkat menjadi guru PPPK saatnya untuk memanfaatkan IT, atau teknologi sehingga bisa membantu kepala sekolah,” tukasnya
Nah terkait, statemen dirinya yang menyinggung perasaan para guru PPPK, ini dikarenakan ada keresahan dari setiap kepala sekolah yang disampaikan ke Pengawas Dikbasbud Muba, bahwa mereka merasa dispesialkan.
“Apalagi, ada ucapan saya, bahwa bapak itu PPPK, itu guru kontrak bukan tidak berarti tidak bisa diberhentikan. Nah atas ucapan ini saya Mohon Maaf, dan tidak ada maksud lain, atau tujuan untuk menjatuhkan melukai dan melecehkan, kalaupun bapak ibu merasa tersginggung anggap saja sebagai cambukan. Sekali lagi saya mohon maaf atas ucapan saya sampaikan, mungkin salah niat baik saya mengajak bapak ibu merenang untuk berubah,” paparnya
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Diknasbud) Kabupaten Musi Banyuasin, Dr Iskandar Syahrianto MH, mengatakan, akan menjadi koreksi bagi Diknasbud atas apa yang terjadi.
“Mungkin kalimat yang disampaikan itu maksudnya untuk memberikan pembinaan, tapi tanggapan nya berbeda. Tapi ini menjadi koreksi kalau seandainya itu benar, hanya statusnya saja ada yang PNS dan PPPK. Segera dilakukan pembinaan terhadap seluruh pengawas,” tegasnya
Diberitakan sebelumnya, sebuah insiden yang meresahkan terjadi di lingkungan sebuah lembaga Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Musi Banyuasin, di mana beberapa guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dilecehkan oleh seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang merendahkan statusnya sebagai kontrak.
Kalimat itu diucapkan salah satu Oknum PNS Inisial “I” yang diketahui sebagai pengawas, pada saat kegiatan Sosialisasi Manajemen Kepegawaian bagi PPPK dan Sosialisasi Penetapan Angka Kredit (PAK) Konvensional Keintegrasi bagi ASN Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Musi Banyuasin, Kemarin Rabu (08/11/2023) di Aula SMP Negeri 6 Sekayu.
Menurut saksi mata, insiden ini berawal saat guru PPPK tersebut menghadiri kegiatan yang dilaksanakan oleh Korwil Diknasbud Sekayu.
Dalam sambutan, salah satu oknum ASN tersebut malah merendahkan status guru PPPK “Kalian Hanya Kontrak, Jangan Ngesok,” ucapnya dihadapan peserta sosialisasi.
Selain itu, meremehkan kontribusi yang diberikan oleh guru PPPK tersebut kepada sekolah.
Insiden ini segera menyebar di media sosial setelah seorang rekannya merekam percakapan tersebut dan membagikannya di platform media sosial.
Pernyataan itu, ternyata memicu gelombang protes di kalangan masyarakat, khususnya dari kalangan guru PPPK, yang merasa bahwa mereka seringkali tidak diakui dan dihargai meskipun mereka telah memberikan kontribusi berharga dalam sistem pendidikan nasional.(Bagio)
-